Bagi Anda yang merasakan adanya tanda
dan gejala seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya segera memeriksaakan diri
ke dokter. Mengurangi faktor yang dapat menyebabkan kondisi gagal jantung,
berhenti
merokok, kurangi konsumsi makanan
berlemak, upayakan melakukan olah raga, pola atau haya hidup yang teratur.
Tentunya bagi mereka yang
mengalami atau menderita penyakit yang dapat berakibat menimbulkan serangan
gagal jantung sebaiknya rutin meng-kontrolkan diri ke dokter, misalnya
penderita darah tinggi (Hypertension), kencing manis (Diabetes), penumpukan
plak (kolesterol atau lainnya) pada pembuluh darah jantung (Coronary Artery
Disease).
Obat Gagal Jantung
Gagal jantung adalah suatu keadaan
patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal.
Gagal jantung merupakan komplikasi
yang paling sering dijumpai dari segala jenis penyakit jantung congenital
(bawaan) maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung
mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau
menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban
awal meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel; dan beban akhir
meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokardium dam
kardiomiopati.
Gagal jantung ditangani dengan
tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif
terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara gabungan dari :1) beban awal, 2) kontraktilitas,
dan 3) beban akhir.
Prinsip penatalaksanaan gagal jantung
:
- Menigkatkan oksigenasi dengan
pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui
istirahat/pembatasan aktivitas.
- Memperbaiki kontraktilitas otot
jantung
Obat
inotropik positif
Obat inotropik positif bekerja
dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium) dan digunakan untuk
gagal jantung, yakni keadaan dimana jantung gagal untuk memompa darah dalam
volume yang dibutuhkan tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena jantung bekerja
terlalu berat atau karena suatu hal otot jantung menjadi lemah. Beban yang
berat dapat disebabkan oleh kebocoran katup jantung, kekakuan katub, atau
kelainan sejak lahir dimana sekat jantung tidak terbentuk dengan sempurna.
Ada 2 jenis obat inotropik positif,
yaitu
a. Glikosida jantung
Glkosida jantung adalah alkaloid yang
berasal dari tanaman Digitalis purpurea yang kemudian diketahui berisi
digoksin dan digitoksin. Keduanya bekerja sebagai inotropik positif pada gagal
jantung.
b. Penghambat fosfodiesterase
Obat-obat dalam golongan ini
merupakan penghambat enzim fosfodiesterase yang selektif bekerja pada jantung.
Hambatan enzim ini menyebabkan peningkatan kadar siklik AMP (cAMP) dalam
sel miokard yang akan meningkatkan kadar kalsium intrasel. Diantaranya adalah
Milrinon dan Aminiron.
A.
GAMBARAN UMUM
Digoksin adalah suatu obat yang
diperoleh dari tumbuhan Digitalis lanata. Digoksin digunakan terutama
untuk meningkatkan kemampuan memompa (kemampuan kontraksi) jantung dalam
keadaan kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). Obat
ini juga digunakan untuk membantu menormalkan beberapa dysrhythmias ( jenis
abnormal denyut jantung). Obat ini termasuk obat dengan Therapeutic Window
sempit (jarak antara MTC [Minimum Toxic Concentration] dan MEC [Minimum
Effectiv Concentration] mempunyai jarak yang sempit. Artinya rentang antara
kadar dalam darah yang dapat menimbulkan efek terapi dan yang dapat menimbulkan
efek toksik sempit. Sehingga kadar obat dalam plasma harus tepat agar tidak
melebihi batas MTC yang dapat menimbulkan efek toksik. Efek samping pada
pemakaian dosis tinggi, gangguan susunan syaraf pusat: bingung, tidak nafsu
makan, disorientasi, gangguan saluran cerna: mual, muntah dan gangguan ritme
jantung. Reaksi alergi kulit seperti gatal-gatal, biduran dan juga terjadinya
ginekomastia (jarang) yaitu membesarnya payudara pria)mungkin terjadi.
B.
Deskripsi
Nama & Struktur Kimia :
Sinonim : (3ß, 5 ß , 12 ß
)-3-[(O-2,6-dideoxy- ß -D-ribo- hexopyranosyl-(1?4)-O-2,6-dideoxy- ß -
D-ribo-hexopyranosyl-(1?4)-2,6-dideoxy- ß -D-
ribo-exopyranosyl)oxy]-12,14-dihydroxy-card-20(22)-enolide. C41H64O14
Sifat Fisikokimia :
Digoksin merupakan kristal putih
tidak berbau. Obat ini praktis tidak larut dalam air dan dalam eter, sedikit
larut dalam alkohol dan dalam kloroform dan sangat larut dalam piridin
Keterangan :
Digoksin adalah salah satu glikosida
jantung (digitalis), suatu kelompok senyawa yang mempunyai efek khusus pada
miokardium. Digoksin diekstraksi dari daun Digitalis lanata.
D.
Indikasi
Gagal jantung, aritmia
supraventrikular (terutama atrial fibrilasi)
Oral, untuk digitalisasi cepat, 1 –
1,5 mg dalam dosis terbagi, bila tidak diperlukan cepat, 250 – 500 mikrogram
sehari (dosis yang lebih tinggi harus dibagi).
Dosis
pemeliharaan : 62,5 –
500 mikrogram sehari (dosis yang lebih tinggi harus dibagi). Disesuaikan dengan
fungsi ginjal dan pada atrial fibrilasi , tergantung pada respon denyut
jantung; dosis pemeliharaan biasanya berkisar 125 – 250 mcg sehari (dosis
yang lebih rendah diberikan pada penderita lanjut usia). Pada kondisi
emergensi, loading dose (dosis muatan) diberikan secara infus intravena
, 0,75 – 1 mg hingga paling sedikit 2 jam, kemudian dilanjutkan dosis
pemeliharaan melalui oral.
Tambahan :
Penggunaan Digoksin dimulai pada
dosis 0,125-0,25 mg sehari dan tergantung pada usia, fungsi ginjal, berat
badan, dan risiko toksisitas. Dosis yang lebih rendah harus digunakan jika
pasien memenuhi salah satu kriteria berikut: berusia lebih dari 65 tahun,
bersihan kreatinin (creatinine clearance) kurang dari 60 mL/menit atau
berat badan ideal kurang dari 70 kg (154 lb). Dosis 0,125 mg perhari cukup pada
sebagian besar pasien. Rentang konsentrasi yang diinginkan untuk digoksin
adalah 0,5-1,2 ng / mL (0,64-1,5 nmol / L), sebaiknya dengan konsentrasi pada
atau kurang dari 0,8 ng / mL (1 nmol / L).
E.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja digoksin yaitu
dengan menghambat pompa Na-K ATPase yang menghasilkan peningkatan natrium
intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran natrium/kalium dan
meningkatkan kalsium intracellular. Hal tersebut dapat meningkatkan
penyimpanan kalsium intrasellular di sarcoplasmic reticulum pada otot jantung,
dan dapat meningkatkan cadangan kalsium untuk memperkuat /meningkatkan
kontraksi otot.
Ion Na+ dan Ca2+
memasuki sel otot jantung selama/setiap kali depolarisasi (Gambar 33-8). Ca2+
yang memasuki sel melalui kanal Ca2+ jenis L selama
depolarisasi memicu pelepasan Ca2+ intraseluler ke dalam sitosol
dari retikulum sarkoplasma melalui reseptor ryanodine (RyR). Ion ini
menginduksi pelepasan Ca2+ sehingga meningkatkan kadar Ca2+
sitosol yang tersedia untuk berinteraksi dengan protein kontraktil, sehingga
kekuatan kontraksi dapat ditingkatkan. Selama repolarisasi myocyte dan
relaksasi, Ca2+ dalam selular kembali terpisahkan oleh Ca2+
sarkoplasma retikuler -ATPase (SERCA2), dan juga akan dikeluarkan dari sel oleh
penukar Na+- Ca2+ (NCX) dan oleh Ca2+
sarcolemmal -ATPase.
Kapasitas dari penukar untuk
mengeluarkan Ca2+ dari sel tergantung pada konsentrasi Na+
intrasel.
Pengikatan glikosida jantung ke
sarcolemmal Na+,K+-ATPase dan penghambatan aktivitas
pompa Na+ seluler menghasikan pengurangan tingkat
aktifitas ekstrusi Na+ dan peningkatan sitosol Na+.
Peningkatan Na+ intraseluler mengurangi gradien transmembran Na+
yang mendorong ekstrusi Ca2+ intraseluler selama repolarisasi
myocyte. Dengan mengurangi pengeluaran Ca2+ dan masuknya kembali Ca2+
pada setiap kali potensial aksi, maka Ca2+ terakumulasi dalam
myocyte: serapan Ca2+ ke dalam SR meningkat; ini juga meningkatkan
Ca2+ sehingga dapat dilepaskan dari SR ke troponin C dan protein Ca2+-sensitif
dari aparatus kontraktil lainnya selama siklus berikutnya dari gabungan
eksitasi-kontraksi, sehingga menambah kontraktilitas myocyte (Gambar 33-8).
Peningkatan dalam pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma adalah
merupakan substrat biologis di mana glikosida jantung meningkatkan
kontraktilitas miokard. Glikosida jantung berikatan secara khusus ke
bentuk terfosforilasi dari a subunit dari Na+, K+-ATPase.
Ekstraselular K+ mendorong defosforilasii enzim sebagai langkah awal
dalam translokasi aktif kation ke dalam sitosol, dan juga dengan demikian
menurunkan afinitas enzim dari glikosida jantung. Hal ini menjelaskan sebagian
pengamatan bahwa dengan meningkatnya ekstraselular K+ dapat
membalikkan beberapa efek toksik dari glikosida jantung.
Selain itu, digoksin juga bekerja
secara aksi langsung pada otot lunak vascular dan efek tidak langsung yang
umumnya dimediasi oleh system saraf otonom dan peningkatan aktivitas vagal
(refleks dari system saraf otonom yang menyebabkan penurunan kerja jantung).
Farmakodinamik/Farmakokinetik
:
- Onset of action (waktu onset) :
oral : 1-2 jam; IV : 5-30 menit
- Peak effect (waktu efek puncak)
: oral : 2-8 jam; IV : 1-4 jam
- Durasi : dewasa : 3-4 hari pada
kedua sediaan
Absorpsi : melalui difusi pasif pada
usus halus bagian atas, makanan dapat menyebabkan absorpsi mengalami penundaan
(delay), tetapi tidak mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi.
Distribusi :
- Fungsi ginjal normal : 6-7 L/kg
- Gagal ginjal kronik : 4-6 L/kg
- Anak-anak : 16 L/kg
- Dewasa : 7 L/kg menurun bila
terdapat gangguan ginjal
- Ikatan obat dengan protein
(protein binding) : 30%
Metabolisme : melalui sequential
sugar hydrolysis dalam lambung atau melalui reduksi cincin lakton oleh bakteri
di intestinal , metabolisme diturunkan dengan adanya gagal jantung kongestif
Bioavailabilitas:
- T½ eliminasi (half-life
elimination) berdasarkan umur, fungsi ginjal dan jantung
- T½ eliminasi (half-life
elimination): parent drug (obat asal ): 38 jam; metabolit: digoxigenin: 4
jam ; monodigitoxoside : 3 – 12 jam
- Waktu untuk mencapai kadar
puncak, serum: oral ~ 1 jam
- Ekskresi : urin (50% hingga 70%
dalam bentuk obat yang tidak berubah )
- Konsentrasi serum digoksin :
- Gagal jantung kongestif : 0,5
-0,8 ng/ml .Aritmia : 0,8-2 ng/ml
- Dewasa : < 0,5 ng/ml,
kemungkinan menunjukkan underdigitalization, kecuali jika terdapat
hal-hal khusus
- Toksik > 2,5 ng/ml
Kontraindikasi
Intermittent complete heart block ;
Blok AV derajat II ; supraventricular arrhytmias yang disebabkan oleh
Wolff-Parkinson-White Syndrome ; takikardia ventricular atau fibrilasi ;
hypertropic obstructive cardiomyopathy
Efek
Samping
Biasanya berhubungan dengan dosis
yang berlebih, termasuk : anoreksia, mual , muntah, diare, nyeri abdomen,
gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capek, mengantuk , bingung, delirium,
halusinasi, depresi ; aritmia, heart block ; jarang terjadi rash, isckemia
intestinal ; gynecomastia pada penggunaan jangka panjang , trombositopenia.
Interaksi
-
Dengan Obat Lain :
Efek Cytochrome P450: substrat
CYP3A4 (minor): Meningkatkan efek/toksisitas : senyawa beta-blocking
(propanolol), verapamil dan diltiazem mempunyai efek aditif pada denyut
jantung. Karvedilol mempunyai efek tambahan pada denyut jantung dan menghambat
metabolisme digoksin. Kadar digoksin ditingkatkan oleh amiodaron (dosis
digoksin diturunkan 50 %), bepridil, siklosporin, diltiazem, indometasin,
itrakonazol, beberapa makrolida (eritromisin, klaritromisin), metimazol,
nitrendipin, propafenon, propiltiourasil, kuinidin dosis digoksin
diturunkan 33 % hingga 50 % pada pengobatan awal), tetrasiklin dan
verapamil. Moricizine dapat meningkatkan toksisitas digoksin . Spironolakton
dapat mempengaruhi pemeriksaan digoksin, namun juga dapat meningkatkan kadar
digoksin secara langsung. Pemberian suksinilkolin pada pasien bersamaan dengan
digoksin dihubungkan dengan peningkatan risiko aritmia. Jarang terjadi kasus
toksisitas akut digoksin yang berhubungan dengan pemberian kalsium secara
parenteral (bolus). Obat-obat berikut dihubungkan dengan peningkatan kadar
darah digoksin yang menunjukkan signifikansi klinik : famciclovir,
flecainid, ibuprofen, fluoxetin, nefazodone, simetidein, famotidin, ranitidin,
omeprazoe, trimethoprim.
Menurunkan efek : Amilorid dan
spironolakton dapat menurunkan respon inotropik digoksin. Kolestiramin,
kolestipol, kaolin-pektin, dan metoklopramid dapat menurunkan absorpsi
digoksin. Levothyroxine (dan suplemen tiroid yang lain) dapat menurunkan kadar
digoksin dalam darah. Penicillamine dihubungkan dengan penurunan kadar digoksin
dalam darah.
Interaksi dengan obat-obat berikut
dilaporkan menunjukkan signifikansi klinik aminoglutetimid, asam
aminosalisilat, antasida yang mengandung alumunium, sukralfat, sulfasalazin,
neomycin, ticlopidin.
-
Dengan Makanan :
- Kadar serum puncak digoksin
dapt diturunkan jika digunakan bersama dengan makanan. Makanan yang
mengandung serat (fiber) atau makanan yang kaya akan pektin menurunkan
absorpsi oral digoksin.
- Hindari ephedra (risiko
stimulasi kardiak)
- Hindari natural licorice
(menyebabkan retensi air dan natrium dan meningkatkan
hilangnya kalium dalam tubuh)
- Interaksi Digoksin dengan
suplemen Magnesium (Mg)
Penggunaan Digoksin dapat menurunkan
Mg intraseluler dan meningkatkan pengeluaran Mg dari tubuh melalui urin.
Pemberian suplemen Mg akan sangat menguntungkan. Dianjurkan konsumsi Mg adalah
30-500 mg per hari. Dari makanan, juga dapat ditingkatkan konsumsinya (tanpa
melalui suplemen Mg). Sumber utama Mg adalah sayuran hijau, serealia tumbuk,
biji-bijian dan kacang-kacangan, daging, coklat, susu dan hasil olahannya.
- Interaksi Digoksin dengan
Potassium (Kalium)
Digoksin mengganggu transport
potassium dari darah menuju sel sehingga Digoksin pada dosis yang cukup tinggi
dapat menyebabkan hiperkalemia fatal. Oleh karenanya pada saat mengkonsumsi /
menggunakan Digoksin, hindari konsumsi suplemen potassium atau makanan yang
mengandung potassium dalam jumlah besar seperti buah (pisang). Sumber utama
potassium adalah buah, sayuran dan kacang-kacangan. Namun banyak orang
mengkonsumsi digoksin menyebabkan diuretic. Pada kasus tersaebut, peningkatan
intake potassium dibutuhkan. Oleh karenanya harus dikomunikasikan dengan tim
kesehatan yang lain.
- Interaksi Digoksin dengan
Calcium(Ca)
Peningkatan Ca dalam plasma dapat
meningkatakan toksisitas digoksin. Oleh karenanya, hindari konsumsi makanan
tinggi Ca terutama 2 jam sebelum/sesudah minum obat ini. Sumber utama Ca adalah
susu dan hasil olahannya seperti keju.
- Interaksi digooksin dengan
Makanan Berserat
Serat larut air dalam makanan dapat
menurunkan absorbsi digoksin.
- Interaksi makanan dengan Herb
(tanaman/jamu)
- Ginseng : mekanisme belum
jelas, namun penggunaan bersama menyebabkan Digoksin kurang berfungsi
- Teh Jawa : menyebabkan
diuretik, jika dikonsumi dalam jumlah besar mengakibatkan kehilangan
potassium melalui urin.
- GFJ : menginduksi P.Glikogen
transporter obat dan menurunkan AUC Digoksin.
F.
Peringatan
Infark jantung baru ; sick sinus
syndrome; penyakit tiroid ; dosis dikurangi pada penderita lanjut usia ;
hindari hipokalemia ; hindari pemberian intravena secara cepat (mual dan risiko
arimia); kerusakan ginjal ; kehamilan
Toksisitas Digoksin
Insiden dan keparahan toksisitas
digoksin telah menurun secara substansial dalam dua dekade terakhir, karena adanya
pengembangan obat alternatif untuk pengobatan aritmia supraventrikuler dan
gagal jantung, yaitu meningkatnya pemahaman terhadap farmakokinetik digoksin,
adanya monitoring kadar digoksin serum , dan adanya identifikasi
interaksi penting antara digoksin dan obat lainnya yang diberikan bersamaan.
Namun demikian, pengakuan toksisitas digoksin tetap menjadi pertimbangan
penting dalam diagnosis diferensial aritmia dan gejala neurologis dan
gastrointestinal pada pasien yang menggunakan glikosida jantung.
- Imunoterapi Digoksin
Antidotum (penawar racun) efektif
untuk toksisitas digoksin atau digitoksin yang mengancam jiwa tersedia dalam
bentuk imunoterapi antidigoksin dengan fragmen Fab yang dimurnikan dari
antiserum antidigoksin yang diperoleh dari domba (DIGIBIND). Dosis
penetralisirnya didasarkan atas perkiraan total dosis obat tertelan atau beban
total tubuh digoksin yang dapat diberikan secara intravena dalam larutan
garam lebih dari 30 sampai 60 menit.
Kelemahan
digoksin dalam terapi
Peran yang tepat dari digoksin dalam
terapi masih kontroversial terutama karena perbedaan pendapat pada risiko
versus keuntungan dari penggunaan obat ini secara rutin pada pasien dengan
gagal jantung sistolik. Digoksin terbukti menurunkan jumlah pasien gagal
jantung yang dirawat inap tetapi tidak menunjukkan kemajuan atau peningkatan
kelangsungan hidup bagi penderita gagal jantung. Selain itu, digoksin dikaitkan
dengan peningkatan risiko untuk konsentrasi terkait toksisitas dan efek samping
yang banyak. Studi analisis Post-hoc menunjukkan hubungan yang jelas
antara konsentrasi plasma digoksin dengan hasil yang diperoleh. Konsentrasi di
bawah 1,2 mg / dL (1,5 nmol / L) dikaitkan dengan tidak jelasnya efek yang
merugikan terhadap kelangsungan hidup, sedangkan konsentrasi yang lebih
tinggi relatif meningkatkan risiko kematian.
- Digoksin merupakan prototipe
glikosida jantung yang berasal dari Digitalis lanata.
- Obat ini biasa digunakan untuk
mengobati gagal jantung kongestif dan penyimpangan detak jantung tertentu.
- Mekanisme Digoksin melalui 2
cara yaitu efek langsung dan efek tidak langsung. Efek langsung yaitu
meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek inotropik positif). Hal
ini terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+,K+ -ATPase dan peningkatan
arus masuk ion kalsium ke inrtasel. Efek tidak langsung yaitu pengaruh
digoksin terhadap aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung terhadap
neorotransmiter.