Waspada Nyeri Dada


Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju. Laju mortalitas awal adalah 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien mencapai Rumah Sakit. (Alwi, 2006)
Kejadian IMA sangat dipengaruhi oleh riwayat penyakit lain seperti hipertensi, stroke, penyakit vaskuler perifer, diabetes melitus, kurangnya olahraga, diet tidak sehat, serta riwayat penyakit keluarga. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang dapat dicegah, baik dengan pencegahan primer maupun sekunder, sehingga kejadian IMA dapat diturunkan.

Infark miokard adalah kematian sel – sel otot jantung akibat gangguan pasokan darah. (Sherwood, 2001). Bisa juga otot jantung yang kekurangan oksigen sehingga menyebabkan iskemi yang lama kelamaan akan menyebabkan nekrosis ke matian sel. (Price dan Wilson, 2005).
Jadi IMA diawali dengan plak ateroma yang berlanjut membentuk sumbatan arteri sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan menyebabkan kematian sel-sel jantung.
Menurut WHO, kriteria diagnostik untuk IMA adalah jika ada 2 dari faktor berikut yaitu ; adanya nyeri dada yang spesifik, perubahan EKG (gelombang Q patologis dengan elevasi segmen - ST) dan peningkatan kadar enzim jantung. (Joewono, 2003).
IMA juga dapat menyebabkan komplikasi antara lain seperti gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, dan aritmia.

Recent